Rabu, 29 Juni 2011

MODEL DAN TEKHNIK PEMBELAJARAN “SUATU TINJAUAN MENGACU PADA” PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MODEL DAN TEKHNIK PEMBELAJARAN “SUATU TINJAUAN MENGACU PADA” PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Pendahuluan
Akhir-akhir ini kita sering melihat pristiwa-peristiwa yangmenyedihkan akibat terkikisnya rasa humanisme. Diantara kita sangat mudah terpancing untuk melakukan tindakan kekerasan baik yang dilakukan oleh secara perorangan maupun secara berkelompok bahkan secara massif. Sebut saja misalnya penyerangan salah satu kelompok keagamaan terhadap kelompok yang lain, tawuran antar mahasiswa,dan kekerasan di kampus IPDN yang masih terbayang di mata kita. Selain senang menggunakan kekerasan, saat ini kita juga sudah terbiasa menyaksikan peristiwa acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap orang lain.
Tindakan kekerasan dan tradisi tidak mempedulikan orang lain merupakan cermin dari sikap arogansi, merasa paling benar, dan ketidak mampuan kita mensinergikan berbagai perbedaan yang ada disekitar kita. Ketidak mampuan tersebut, salah satunya, disebabkan oleh model pendidikan kita yang kurang memberikan ruang bagai anak didik untuk saling menghargai dan saling bekerjasama. Sekolah sebagai salah satu bagian dari pendidikan dengan tenpa sadar telah dirancang sebagai lapangan pacuan kuda. Di sana anak didik dipacu untuk mengetahui lebih banyak. Meraka tidak dirangsang untuk menjadi sesuatu yang lebih baik, melainkan untuk mengalahkan orang lain. Kemajuan belajar diukur dengan capaian angka-angka, bukan dengan perubahan-perubahan mendasar pada cara berpikir, strukturemosi, dan pola sikap (Mata,2005).
Situasi sekolah seperti di atas, akhirnya memicu kompetisi dan persaingan di dalam kelas. Secara positif, model kompetisi bisa menimbulkan rasa cemas yang justru bisa memacu siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka. Namun sebaliknya, model kompetisi juga mempunyai dampak-dampak negatif yang perlu diwaspadai. Model pembelajaran kompetisi menciptakan suasana permusuhan di kelas. Untuk bisa berhasil dalam sistem ini, seorang anak harus mengalahkan teman-teman sekelasnya. Sikap "agar aku bisa menang, orang lain harus kalah," erat hubungannya dengan prinsip "tujuan menghalalkan segala cara". Seseorang yang begitu berambisius untuk menang, tetapi merasa tidak bisa mengalahkan pesaingnya bisa tergoda untuk menjatuhkan pesaingnya dengan cara apapun. Terlalu banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan cara-cara keji don licik dalam memenangkan persaingan (Lie,2004).
Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya model pendidikan alternatif yang berdasarkan kepada kebersamaan yang disebut dengan pendidikan kooperatif (cooperative learning). Falsafah yang mendasari model pendidikan ini adalah falsafah homo homini socius, yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Tanpa kerja sama, kehidupan ini sudah punah.
.
B. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Nurhadi “Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk i..........
Makalah selengkapnya Hub. : 081 355 640 747 (Via SMS)

Senin, 27 Juni 2011

AHMAD NAIM: LAPORAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL

AHMAD NAIM: LAPORAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL: "KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan anugerah_Nya jualah sehingga Laporan Praktik K..."